Jumat, 10 Oktober 2014

PERSAINGAN MEDIA MASSA SEBAGAI DAMPAK TEKNOLOGI KOMUNIKASI


Harus diakui bahwa perkembangan teknologi komunikasi mendukung suburnya media-media massa yang ada di seluruh bagian dunia. Salah satu perusahaan terbesar adalah News Corporation & 20th Century Fox yang mayoritas sahamnya dikuasai oleh oleh Ruppert Murdoch. Pada saat ini sudah banyak media yang dimiliki dari berbagai negara.


MEDIA MASSA YANG DIKUASAI RUPPERT MURDOCH
  1. News Limited (Australia)
  2. The Sun (inggris)
  3. Sunday Times (inggris)
  4. The Sun (inggris)
  5. The News World (Inggris)
  6. Sky Television (Inggris)
  7. San Antonio Express News (Amerika)
  8. Supermarket Star (Amerika)
  9. New York Post (Amerika)
  10. 20th Century Fox (Amerika)
  11. Metro Media (Amerika)
  12. Star TV (Asia)
  13. My Space (Amerika)
  14. Premier Media Group (Australia)
  15. Post Courier (Papua Nugini)
  16. Wall Street Journal (US & Asia)

PENGUASA INDUSTRI MEDIA

Selain Ruppert Murdoch, masih terdapat beberapa orang yang menguasai media di seluruh dunia, bahkan menyaingi Ruppert Murdoch.
  • William S. Paley. Columbia Broadcasting System. Setahun kemudian, dia memindahkan CBS ke New York dan menjadikannya saingan NBC milik Sarnoff.
  • David Sarnoff (1891-1971).“Bapa televisi Amerika” Dia cepat menanjak menjadi presiden-direktur RCA – Radio Corporation of America – yang didirikan Owen D. Young. Selain itu, dia memampukan RCA membuat siaran-siaran radio dari pantai yang satu ke pantai yang lain di AS. Jabatan ini akan mengarahkannya menjadi pendiri NBC – National Broadcasting Corporation – dan anak-anak perusahaannya, Blue Network dan Red Network pada tahun 1927. NBC membawahi banyak stasiun radio di AS dan memperluas jaringan siaran dari satu pantai ke pantai lain di AS. Kemudian, dia meningkatkan siaran televisi RCA menjadi siaran televisi berwarna. Dia kemudian membangun perusahaan itu menjadi kompleks elektronik terbesar sedunia pada waktu itu. Untuk jasa-jasanya yang begitu menonjol dalam bidang media massa, David Sarnoff secara beralasan dihormati bangsa AS sebagai “bapa televisi Amerika”.
  • Joseph Pulitzer (1847-1911). Dia menghidupkan kembali atau mendirikan harianThe St. Post-Dispatch (1878), The New York World (1883), dan The Evening World (1887). Koran-koran itu berkembang berdasarkan pelaporan investigatif, sensasionalisme, dan pembeberan kesalahan-kesalahan politik. Sesudah wafat, dampak Joseph Pulitzer pada jurnalisme dan kesenian masih berlangsung.
  • Adolph Ochs (1858-1935). Harian The New York Times – disingkat NYT – Penerapan pandangannya mengakibatkan NYT menjadi koran terkemuka AS yang tak tertandingi dalam gengsi dan dampak globalnya.
  • Dua tokoh utama berdarah Yahudi-AS masa kini di balik kebesaran NYT adalah Joseph Lelyveld dan Max Frankel. Kedua-duanya adalah editor eksekutif harian bergengsi ini; di samping itu, Frankel adalah seorang penulis.
  • Baron Paul J. Reuter (1816-1899).  Layanan berita internasional pertama dan terbesar di dunia dipelopori Baron Paul J. Reuter. Lelaki kelahiran Jerman ini kemudian menetap di Inggris dan dihormati dengan baron, suatu gelar kebangsawanan Inggris.

SISTEM KORPORASI MEDIA MASSA

Memiliki banyak korporasi media di berbagai belahan dunia sudah dipastikan menghasilkan profit yang sangat besar. Di balik itu semua, tentunya teknologi menjadi sarana yang amat penting bagi kinerja perusahaan media yang berkembang lintas kontinen. Teknologi komunikasi mendukung kerja korporasi media massa di berbagai negara secara terpisah melalui adanya Kantor Virtual (Virtual office). Virtual Office beranggotakan tim-tim yang saling bekerja sama yang disebut dengan tim yang terpisah secara geografis. Mereka bekerja di seluruh waktu, ruang, dan dengan batas-batas organisasi diperkuat oleh link webs komunikasi teknologi. Karena terpisah secara geografis, organisasi boleh menyewa dan mempertahankan orang-orang terbaik tanpa memperhatikan lokasi.

KORPORASI MEDIA MASSA DI INDONESIA

Berkembangnya teknologi komunikasi juga turut dirasakan dampaknya di Indonesia. Hal ini turut melahirkan media-media massa di tanah air. Berikut hanyalah beberapa di antaranya :

  • Media Nusantara Citra (MNC) Group milik Hary Tanoesoedibjo
  • Mahaka Group milik Erick Tohir
  • Kelompok Kompas Gramedia milik Jakob Oetama
  • Jawa Pos Group milik Dahlan Iskan
  • Media Bali Post Group milik Satria Narada
  • Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) Group milik Eddy Kusnadi Sariaatmadja
  • Lippo Group milik James T Riady
  • Bakrie & Brothers milik Anindya Bakrie
  • Femina Group milik Pia Alisyahbana dan Mirta Kartohadiprodjo
  • Media Group milik Surya Paloh
  • Mugi Reka Aditama (MRA) Group milik Dian Muljani Soedarjo
  • Trans Corporation milik Chairul Tanjung
  • Tempo Group milik Goenawan Muhammad
  • Bisnis Indonesia Group milik R Sukamdani S Gitosardjono

PERSAINGAN MEDIA MASSA

Banyaknya media massa yang ada saat ini melahirkan dampak-dampak yang cukup signifikan, salah satunya adalah persaingan bisnis media massa. Persaingan bisnis yang dilakukan media massa saat ini merujuk pada media online atau jurnalisme online. Akses yang cepat terhadap informasi menjadi senjata utama media online saat ini. Dibandingkan dengan media massa lain berbasis cetak dan elektronik, media online menjadi bentuk media yang paling mudah diakses oleh khalayak. Teknologi internet yang memanjakan manusia menjadi basis media online. kemudahan masyarakat mengakses internet dimanfaatkan media online untuk
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar